Minggu, 28 Desember 2014

Red Island Banyuwangi in AntonCamera

Red Island or Pulau Merah Banyuwangi in AntonCamera



Banyuwangi, located at the most-eastern edge of Java can boast yet another world class surf spot next to the already well known G-land at Plengkung: this is Pulau Merah Beach. 
Pulau Merah Beach is so called since just some 100 meters to the side of the beach is a picturesque little hilly island called Pulau Merah, that is reachable on foot. This is situation is similar to the location of the island of Tanah Lot to the main island of Bali.   But unlike at G-land where are found sharp coral rocks by the beach, the beach at Pulau Merah – or the Red Island Beach – is open sand so that it is also safe for beginner surfers.   
Compared to Bali’s Kuta Beach, surf here is stronger, offering large four meters high barrels with a length of 400 meters, ideal for surfers to try out tubing techniques. But since surf here comes in at an average of two meters height, beginners and amateur surfers alike can enjoy this beach. Whereas,  the beaches at Plengkung and G-land should be ventured by professionals only. 
Pulau Merah beach was originally known as Ringin Pitu. There are two versions for its name change. One version has it that because the color of the soil and sand are reddish, this is where it got its name from, while another story says that at one time some bright red rays shone from the small hilly Pulau Merah island onto the beach, thus giving it the name Pulau Merah beach. 
Another feature of the beach is the nearby fishing village called Pancer, where you can stay at villagers’ homes. Their hospitality to visitors in spite of their simple life is truly heartwarming.


Red Island in AntonCamera below :




Red Island or Pulau Merah Banyuwangi in AntonCamera

Kamis, 19 Juni 2014

Mount Bromo in AntonCamera

Mount Bromo in AntonCamera


Mount Bromo is an active volcano and part of the Tengger massif, in East Java, Indonesia. At 2,329 metres (7,641 ft) it is not the highest peak of the massif, but is the most well known. The massif area is one of the most visited tourist attractions in East Java, Indonesia. The volcano belongs to the Bromo Tengger Semeru National Park. The name of Bromo derived from Javanese pronunciation of Brahma, the Hindu creator god.
Mount Bromo sits in the middle of a vast plain called the "Sea of Sand" (Javanese: Segara Wedi or Indonesian: Lautan Pasir), a protected nature reserve since 1919. The typical way to visit Mount Bromo is from the nearby mountain village of Cemoro Lawang. From there it is possible to walk to the volcano in about 45 minutes, but it is also possible to take an organised jeep tour, which includes a stop at the viewpoint on Mount Penanjakan (2,770 m or 9,088 ft) (Indonesian Gunung Penanjakan). The viewpoint on Mount Penanjakan can also be reached on foot in about two hours. From inside the caldera, sulfur is collected by workers.
Depending on the degree of volcanic activity, the Indonesian Centre for Vulcanology and Disaster Hazard Mitigation sometimes issues warnings against visiting Mount Bromo





Our trip on 14 June 2014, Mount Bromo

Senin, 26 Mei 2014

Sengkaling in AntonCamera



Sengkaling adalah sebuah taman rekreasi yang dikelola PT Taman Bentoel, anak perusahaan Bentoel Group yang bergerak di bidang jasa pariwisata dalam bentuk taman rekreasi. Sengkaling terletak di Desa Sengkaling, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang. Taman rekreasi ini terletak di tepi Sungai Berantas yang merupakan sumber air bagi telaga buatan yang terdapat di taman rekreasi tersebut.
Daya tarik utama dari taman rekreasi ini adalah bersepeda air di telaga buatan seluas 2 hektare, berbagai wahana permainan bagi anak-anak, beberapa koleksi binatang (singa, merak, kuda) dan kolam renang.
Sejarah

Taman Rekreasi Sengkaling, pertama kali didirikan oleh seorang yang berkewarganegaraan Belanda, yaitu Mr. Coolman pada tahun 1950. Namun sejak tahun 1975 sampai sekarang, pengelolaan Taman Rekreasi Sengkaling ini diambil alih oleh Bentoel Group dengan nama PT. Taman Bentoel.
Pada awal beroperasinya Taman Rekreasi Sengkaling, hanya diperuntukkan bagi karyawan Bentoel Group, namun seiring perkembangan, dan atas permintaan warga masyarakat yang berkeinginan turut menikmati, akhirnya Taman Rekreasi Sengkaling dibuka untuk umum. Dan sebagai salah satu bentuk Corporate Social Responsibility (CSR) Bentoel Group, maka Taman Rekreasi Sengkaling menyediakan sarana hiburan, rekreasi dan kebugaran dengan harga terjangkau.


Bagian depan masih tahap renovasi


Live Music ... Dangdut Orgen Tunggal

Kolam Renang Dewasa

Prosotan Kolam Renang Anak-Anak

Pintu Masuk Kolam Renang Anak-Anak
Kolam Ikan

Rabu, 14 Mei 2014

Profil Camera Pertamaku NIKON D5000



Profil Camera Pertamaku NIKON D5000
 
Dibekali dengan sensor CMOS sebesar 12.3 Megapiksel berformat DX dengan crop factor 1,5 x atau lebih baik dibandingkan D60 yang hanya baru didukung sensor CCD 10 MP. Artinya sensor yang dimiliki Kamera DSLR Nikon D5000 ini sama persis dengan yang ada pada Nikon D90. Dari segi desainnya, bentuk fisik Nikon D5000 bisa dianggap masih terlihat kompak untuk ukuran kamera DSLR, dan beberapa orang menganggap seri ini ukurannya mirip dengan beberapa seri Nikon pendahulunya seperti D40 serta  D60. Pada bagian Grip Nikon D5000 dibuat dengan ukuran yang cukup besar, dan bahan plastik yang digunakannya pun terbilang baik. Sebagai tambahan, pada Grip turut dilengkapi dengan tekstur sehingga kamera ini mantap dan mudah untuk digenggam. Untuk berat bodi tanpa lensa hanya sekitar 560 gram sehingga cukup pas bagi para fotografer pemula. Rincian pasti ukuran kamera ini keseluruhannya adalah 127 x 104 x 80 mm.

Desain lain dibagian atasnya tersedia dudukan untuk pemasangan perangkat flash eksternal, dan ada pula sebuah tombol dial yang terletal di sebelah kanan dekat tombol shutter. Jika dihitung, total ada 13 opsi mode pemotretan, mulai dari modus otomatis sampai manual. Inilah yang selama ini menjadi keunggulan dan kebanggaan para pengguna DSLR.

Bagian dalam mesin kamera, D5000 menggunakan Expeed engine 12 bit ADC plus active D-lighting serta koreksi otomatis untuk lateral chromatic aberrations seperti yang ada pada Nikon D90. Selain itu, tersedia pula pengaturan atau setting Picture Control seperti Standard, Vivid, Monochrome, Neutral, Portrait dan Landscape serta soft filter. Spesifikasi dalam kamera ini ditambah dengan adanya shutter unit yang sudah teruji hingga pemakaian 100.000 kali atau sama dengan dua kali lipat dari shutter unit milik D40 dan 60. Bisa dipastikan bahwa nilai shutter count D5000 ini hampir sama seperti milik D90. Namun, D90 lebih mampu melakukan pengambilan gambar hingga 4,5 fps, sedangkan D5000 sedikit lebih lambat yakni hanya 4 fps saja. Setidak-tidaknya masih lebih baik jika dibandingkan dengan D60 dengan 3 fps.

Salah satu yang membuat unggul sebuah produk DSLR adalah fitur autofocus. Dalam D5000 agaknya memang sudah didukung dengan mode  teknologi autofocus baru yang memiliki jumlah titik autofocus sebanyak 11 buah. Bandingkan dengan D40 dan D60 yang hanya memiliki 3 titik AF. 11 fitur titik AF D5000 masih ditambah mode 3D AF tracking untuk objek foto yang selalu bergerak dan contrast detect AF bila memakai live view, fitur ini biasanya hanya tersedia pada DSLR kelas menengah, bukan pemula. Selain itu untuk sensitivitas cahaya (ISO) juga diperluas mulai dari angka ISO 200 sampai 3200, bahkan masih dapat ditambah hingga ISO 6400. Dynamic range yang dihasilkan D5000 tergolong mumpuni, dan bisa semakin ditingkatkan dengan bantuan fitur Active D-Lighting. Kecepatan rana tersedia dari angka terendah 30 second hingga 1/4000 s dalam 1/2 atau 1/3 stops dan ada pula fitur Bulb.

Layar Vari-angle LCD masih cukup jarang disematkan pada DSLR, namun D5000 merupakan kamera pertama dalam sejarah DSLR Nikon yang hanya memiliki layar LCD berukuran 2,7 inci namun bisa dilipat dan diputar. Jadi dengan demikian, penggunanyaa dapat memotret dengan memanfaatkan mode live view untuk kemudahannya. Atau juga untuk perekaman video dalam sudut yang sulit. Nah, untuk fitur perekaman, D5000 mampu membuat video movie dengan resolusi mencapai 1280 x 720 piksel sampai maksimum 5 menit  dengan frame rate 24 fps, AVI/M-JPEG, audio mono. Sayangnya,  D5000 ini tidak menyediakan fitur autofocus untuk merekam video, sehingga penggunanya tetap harus mengatur dengan manual fokus pada lensa.

Kesimpulannya, secara keseluruhan DSLR Nikon D5000 ini merupakan sebuah kamera DSLR yang sangat pas dan cocok untuk pemula maupun bagi semi-pro. Saat baru diluncurkan, kamera ini dihargai sekitar Rp 8 juta dengan lensa kit 18-55mm, namun saat ini harganya sudah muali turun mulai dari kisaran 5-6 jutaan. Beberapa orang lebih menyukai fitur layar yang dapat dilipat pada D5000 dibanding performa dan spesifikasinya karena tergolong masih standar.

Profil Camera Pertamaku NIKON D5000